Dorong NZE 2060, Pemprov Jateng – IESR Bahas Peta Jalan Investasi Energi Bersih
15 May 2025
SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) bekerja sama dengan Institute for Essential Services Reform (IESR), menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Pemetaan Potensi Investasi Energi Terbarukan di Jawa Tengah", Kamis (15/5).
FGD ini merupakan bagian dari strategi percepatan transisi energi di tingkat daerah yang sejalan dengan agenda nasional menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk mendiskusikan hasil pemetaan proyek-proyek energi terbarukan (ET), melakukan profiling calon investor, serta menyusun kerangka awal dokumen “Book of Prospect” sebagai acuan peluang investasi hijau di Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk membuka jalan investasi hijau yang berkualitas di Jawa Tengah.
“Jawa Tengah memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan energi terbarukan. Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, tercatat sebesar 4,96 persen pada triwulan IV tahun 2024, serta dukungan kuat dari pemerintah daerah, sektor ini menjadi peluang strategis yang perlu kita kelola secara optimal,” ujar Sakina.
Provinsi Jawa Tengah sendiri memiliki potensi energi bersih yang sangat besar. Di antaranya, potensi panas bumi sebesar 1.981 MW, potensi energi air mencapai 730,3 MW, serta potensi energi surya dengan tingkat radiasi harian sebesar 4,67 kWh/m²/hari dan kapasitas teknis hingga 194.280 MWp. Selain itu, juga terdapat potensi energi angin sebesar 6.003 MW dan bioenergi sebesar 105 MW.
Sakina menambahkan bahwa upaya pengembangan energi terbarukan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan daya saing investasi daerah, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam memenuhi target bauran energi sebesar 21,32 persen pada tahun 2025 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
“Kami berharap forum ini dapat menghasilkan rekomendasi yang konkret, komprehensif, dan aplikatif, sehingga para investor memiliki keyakinan tinggi terhadap kesiapan Jawa Tengah dalam mengembangkan proyek-proyek energi terbarukan,” lanjutnya.
FGD ini juga menjadi ajang kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti perangkat daerah teknis, Bappeda, pelaku industri, serta lembaga riset energi. Kegiatan tersebut membahas temuan kajian teknis dan keekonomian dari IESR yang memetakan potensi ET di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, yang dirangkum dalam studi Unlocking Indonesia’s Renewables Future: the Economic Case of 333 GW of Solar, Wind and Hydro Projects.
Melalui FGD ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berharap dapat memperkuat sinergi lintas sektor, menciptakan ekosistem investasi yang inklusif dan terukur, serta meningkatkan ketahanan energi daerah.
“Kami berkomitmen untuk mendorong realisasi investasi yang berdampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai pusat energi bersih nasional,” pungkas Sakina. (humas.dpmptsp.jtg)
Berita Lainnya
- 20 Jun 2025

- 28 Sep 2022

- 28 Jun 2024

- 15 May 2025

- 28 Aug 2024
