Proyek Prospektif

Pengembangan Waduk Greneng
Latar Belakang :

Waduk Greneng terletak di Desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang dan berdekatan dengan kawasan hutan KPH Mantingan Rembang. Adanya Waduk Greneng juga didukung oleh sumber daya manusia yang juga berperan untuk melayani kebutuhan wisatawan. Potensi alam yang dihasilkan dari pertanian, perkebunan dan peternakan, membuat masyarakat sekitar memanfaatkannya untuk diolah menjadi makanan, handicraft, seller dan usaha jasa lainnya seperti transportasi, guide, parkir dan infrastruktur outbound. Adapun daya tarik yang ada di sekitar Waduk Greneng ialah pemandangan alamnya sendiri serta bukit cemoro pitu yang berlatar belakang hutan jati dan sonokeling. Selain itu di sekitar Waduk Greneng juga masih terdapat banyak lahan kosong yang dapat dikembangkan untuk dapat memenuhi pesona wisata seperti penangkaran burung dan juga taman bunga. Dengan memanfaatkan sumber daya alam, budaya dan hasil kerajinan masyarakat, Waduk Geneng memiliki daya tarik wisata dengan tidak mengabaikan kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya, yakni Wisata Alam dan Agrowisata.Tujuan dari pengembangan Waduk Greneng ini adalah:

Memanfaatkan dan mengoptimalkan potensi kepariwisataan dengan tetap mengedepankan kelestarian.Meningkatkan pemerataan pembangunan melalui sektor pariwisata.Meningkatkan iklim investasi.Menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di bidang pariwisata.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan pariwisata sehingga kesejahteraan masyarakat juga meningkat.Pengembangan Masyarakat Sekitar. Potensi wisata desa dan desa wisata berada di Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan. didukung keberadaan Waduk Greneng yang dibangun tahun 1919 memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik selain Waduk Greneng adalah Gunung Semar, sumber mata air alami Banyu Banger, Gunung Kertojoyo, dan kawasan hutan alami. Rumah penduduk mayoritas berbentuk limasan dan bekuk lulang. Di desa ini terdapat industri rumah tangga pembuatan tahu, tempe, batik tulis dan kerupuk sebagai embrio diversifikasi produk olahan lainnya. Potensi pertanian berupa padi, jagung, durian, jambu mete berpotensi sebagai bahan baku olahan. Terdapat pula masjid tua (tertua se Kecamatan Tunjungan) serta makam Mbah Tunjungsari. Pada waktu habis panen, pada hari Jumat Pon diadakan upacara sedekah bumi.Mitos yang berkembang di desa ini adalah bahwa setiap kali Waduk Greneng meminta tumbal pasti akan ada korban meninggal tetapi setelah itu hasil panen desa tunjungan akan melimpah. Selain daya atraksi dan daya tarik wisata, pengembangan pariwisata tentunya didukung oleh keberadaan usaha jasa pariwisata. Menurut Undang - Undang Kepariwisataan Nomor 9 tahun 2010 dijelaskan bahwa usaha jasa pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan / atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.Ketersediaan Waduk Greneng sebagai obyek wisata yang didukung kualitas sumberdaya manusia memiliki nilai primer sebagai alternative melayani kebutuhan masyarakat berwisata. Selain itu juga memiliki nilai multiplier efek terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alamnya membuat produk olahan makanan, handicraft, seller dan usaha jasa lain seperti transportasi, guide privat, parkir, instruktur outbound.