Rencana Investasi Pembangunan Kawasan Sapi Terpadu di Kabupaten Boyolali

Proyek Potensial

Latar Belakang :

Sektor peternakan, pariwisata dan industri menjadi sektor unggulan untuk dikembangkan di Kabupaten Boyolali, hal ini sesuai dengan visi Bupati Boyolali yaitu Boyolali Maju, Meneruskan Pro Investasi, Melangkah dan Menata Bersama, Penuh Totalitas (METAL), yang kemudian dijabarkan pada beberapa misi, di antaranya misi pertama, yaitu  Boyolali Meneruskan Pro Investasi, Maju, Sinergi dan Berkelanjutan. Misi ini berorientasi pada penyediaan sistem layanan investasi yang kondusif guna meningkatkan daya tarik bagi investor dan kenaikan nilai investasi, dalam koridor investasi berwawasan keberlanjutan lingkungan hidup. Misi pro investasi dimaksudkan mendinamisir dunia usaha, aktivitas perekonomian dan hubungan industrial yang berwawasan lingkungan, misi ini sebagai dasar kebijakan yang mensinergikan tumbuhnya investasi dengan keberlanjutan lingkungan. Pertumbuhan investasi di Kabupaten Boyolali disinergikan dengan upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada produk unggulan daerah.  

Selain misi meneruskan semangat pro investasi, misi yang berkaitan dengan memberdayakan produk unggulan daerah adalah Boyolali kota susu dan lumbung pangan nasional. Misi ini berorientasi pada meningkatnya produsen daging, produksi ternak serta pengolahan hasilnya, untuk berkontribusi pada pasar nasional. Misi ini untuk mencapai kondisi sejahtera, yang diukur dari peningkatan produktivitas susu, daging, dan kesejahteraan peternak.

Komoditas sapi, baik sapi perah maupun sapi potong menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Boyolali. Jumlah populasi sapi perah di Boyolali juga mendominasi jumlah populasi sapi perah di Jawa Tengah. Sapi juga menjadi salah satu icon atau branding Kabupaten Boyolali (sebagai kota susu). Sedangkan sektor industri dan pengolahannya, serta pariwisata menjadi sektor yang berkembang di Kabupaten Boyolali. Jumlah industri semakin meningkat di Boyolali, begitu pula jumlah wisatawan yang berkunjung ke Boyolali.

Dengan adanya rencana investasi terpadu ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan membuka peluang kerja bagi masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam kegiatan industri dan pariwisata. Rencana investasi ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat, swasta dan pemerintah kabupaten.

Nilai Investasi Rp. 56.749.060.742
Skema Investasi

Swasta Murni

Kondisi Saat Ini
  • Produksi susu di Boyolali mencapai 50.547.007 liter/ tahun atau rata-rata  138.484 liter/ hari. Hasil produksi susu tersebut dikonsumsi masyarakat Boyolali per tahun sebanyak 3.336.102 liter/ tahun atau rata-rata 9.140 liter/ hari; dipasarkan ke luar daerah Boyolali sebanyak 2.527.350 liter/ tahun; dipasarkan ke industri pengolahan susu sebanyak 44.683.555 liter/ tahun. Di sisi lain, kebutuhan produksi susu untuk industri pengolahan susu mencapai 250.000.000 liter/ tahun, sehingga masih terdapat kekurangan pasokan bahan baku susu untuk industri pengolahan susu sebanyak 205.316.445 liter/ tahun.
  • Kebutuhan bahan baku susu segar dalam negeri (SSDN) untuk susu olahan saat ini sebanyak 3,8 juta ton dengan pasokan bahan baku susu segar dalam negeri hanya sekitar 997.000 ton dan selebihnya masih diimpor dalam bentuk Skim Milk Powder, Anhydrous Milk Fat, dan Butter Milk Powder dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Hal ini membuka peluang bagi peternak lokal untuk menghasilkan bahan baku susu segar untuk diolah dalam kegiatan industri di Indonesia.
  • Tingkat konsumsi susu perkapita masyarakat Indonesia saat ini rata-rata 16,27 kilogram per tahun setara susu segar. Tingkat konsumsi tersebut masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia yang mencapai 36,2 kilogram per tahun, Myanmar 26,7 kilogram per tahun, Thailand 22,2 kilogram per tahun, dan Filipina 17,8 kilogram per tahun. Peningkatan konsumsi susu akan meningkatkan permintaan produk susu ke pabrik susu maupun ke peternak sapi perah.
  • Riset Outlook Susu Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian 2016 yang mengutip data Badan Pusat Statistik mencatat kebutuhan susu nasional mencapai 4,45 juta ton. Dari jumlah tersebut, produksi dalam negeri hanya 852.951 ton atau setara 20 persen kebutuhan. Dengan demikian, Indonesia masih memenuhi hampir 3,6 juta ton atau 80 persen sisanya dari impor. Hal ini membuka peluang untuk pabrik susu di Indonesia supaya dapat meningkatkan produksinya kemudian memasarkan produk susu hingga ke seluruh Indonesia (untuk mengurangi impor susu). 
Ruang Lingkup Proyek

Pengembangan bisnis ini diawali dengan penyusunan studi perencanaan, pengurusan perijinan, pembebasan lahan, pematangan lahan, hingga pembangunan konstruksi pabrik dan kandang. Pada tahun kedua mulai dengan pengadaan sapi, pembangunan industri pengolahan, pengadaan mesin produksi dan pembangunan pengolahan limbah. Pada tahun ketiga mulai pembangunan kawasan wisata dan pendukungnya. Diharapkan pada tahun ketiga sudah mulai operasional pabrik dan pada tahun kelima mulai operasional kawasan wisata. 

Ketersediaan Pasar

Pangsa pasar kawasan wisata bertema edukasi sapi adalah lokal Boyolali, regional Provinsi Jawa Tengah, dan nasional. Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Boyolali pada tahun 2022 adalah 695.782 orang, sebagian besar mengunjungi obyek wisata alam berupa Umbul Pengging, Pemancingan Tlatar, Wana Wisata Telawa, Waduk Cengklik, Waduk Bade, Kawasan Arga Merapi Merbabu, Makam Plantaran, Gunung Tugel dan lainnya. Karakteristik wisatawan domestik yang lebih memilih wisata alam akan menjadi peluang pasar bagi kawasan pengembangan sapi terpadu, mengingat kawasan wisata yang dikembangkan bertema alam. Target pasar wisatawan di awal pembukaan kawasan wisata sapi ini sebesar 10% dari jumlah wisatawan yang berkunjung ke Boyolali atau sebesar 69.578 orang per tahun (1.927 orang/hari). 

Luas Lahan 8 Ha
Sumber Air

Kebutuhan air bersih sudah terlayani oleh jaringan perpipaan PDAM Kabupaten Boyolali. Selain jaringan perpipaan tersebut, juga tersedia mata air di Kecamatan Ampel. Jaringan air baku untuk air minum dan industri berupa pemanfaatan sumber-sumber baku air permukaan dan air tanah mencakup pembangunan, rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan sarana prasarana pengelolaan air baku untuk air minum dan industri. 

Kelistrikan

Kawasan perencanaan sudah terlayani jaringan energi listrik dari PLN. Instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik sesuai dengan ketentuan PLN, yang sumber tenaga listriknya berasal dari PLN yang terdekat dengan Desa Banyuanyar.

Telekomunikasi

Sistem jaringan telekomunikasi terdiri atas:

1.      Jaringan tetap berupa peningkatan jaringan kabel telekomunikasi dari Telkom.

2.      Jaringan bergerak terdiri atas:

a.    sistem seluler berupa pengelolaan tower/Base Transceiver Station dan pemancar radio berada di seluruh kecamatan; 

b.    sistem satelit berupa peningkatan dan pengembangan layanan internet sebagai fasilitas umum di seluruh kecamatan.

Desa Banyuanyar merupakan desa percontohan untuk program Smart City di Kabupaten Boyolali, sehingga jaringan telekomunikasi di kawasan perencanaan terlayani dengan baik.

Jaringan Jalan