Proyek Potensial

Blora Geoheritage
Latar Belakang :

Kabupaten Blora merupakan Kabupaten yang memiliki luas wilayah
195.582.074 ha (5,59 % dari luas Provinsi Jawa Tengah). Kabupaten Blora berada
di bagian utara pulau Jawa yang diapit oleh Kabupaten Grobongan di sebelah barat,
Kabupaten Rembang dan Pati di bagian utara, Kabupaten Ngawi di bagian selatan,
serta kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban di bagian timur, letak
astronomis Kabupaten Blora berada diantara 111˚016’ s/d 111˚338’ Bujur Timur
dan di antara 6˚528’ s/d 7˚248’ Lintang Selatan. Nama Kabupaten Blora berasal
dari kata “Belor” yang berarti lumpur, secara etimologi kata Blora berasal dari kata
“Bailorah” yang artinya tanah rendah berair, nama ini dibuat tentu berdasarkan
gambaran dari kondisi Kabupaten Blora pada masa lampau, hal inilah yang menjadi
keunikan tersediri Kabupaten Blora, secara fisiografis Kabupaten Blora terletak
pada zona Antiklinorium Kendeng dan Antiklinorium Rembang (van Bemmelen,
1949). Kabupaten Blora secara tektonik berada di bagian busur belakang (Back Arc
Basin) yang merupakan daerah dengan lapangan- lapangan minyak bumi paling
produktif, hal ini yang membuat Kabupaten Blora memiliki Keragaman Geologi
yang kompleks, seperti terdapatnya sistem petroleum atau Petroleum System
sebagai daerah lingkungan pembentukan minyak bumi yang tidak semua daerah
yang terdapat Warisan Geologi memilikinya, dari banyaknya keberagaman geologi
yang ada di kabupaten Blora sehingga banyak rekaman peristiwa geologi menarik
yang perlu dijadikan sebagai Warisan Geologi, supaya tetap terjaga kelestariannya
dan dapat dijadikan sebagai Warisan Geologi tingkat Nasional maupun tingkat
Internasional.