Industrialisasi Pengolahan Ikan lele dan Ikan Air Tawar Lainnya di Kabupaten Boyolali

Proyek Potensial

Latar Belakang :

Rencana proyek investasi yang akan ditawarkan kepada investor adalah mengembangkan potensi sektor perikanan melalui industrialisasi pengolahan ikan lele dan ikan air tawar lainnya. Sektor perikanan khususnya perikanan darat merupakan potensi besar yang dimiliki oleh Kabupaten Boyolali, terutama dengan adanya peluang pasar internasional (ekspor) yang masih terbuka lebar. Implementasi proyek investasi yang akan ditawarkan kepada investor tersebut berupa pendirian industri pengolahan ikan lele dan ikan air tawar lainnya seperti ikan nila dan ikan patin  menjadi produk frozen fish fillet yang ditujukan kepada pasar luar negeri (ekspor) dan dalam negeri, serta penyediaan cold storage yang ditujukan kepada pasar dalam negeri khususnya wilayah Jawa Tengah.
Maksud dilakukannya proyek Industrialisasi Pengolahan Ikan Lele dan Ikan Air Tawar Lainnya di Kabupaten Boyolali ini adalah menciptakan industrialisasi pengolahan ikan air tawar yang berkualitas unggul, ekonomis, berkelanjutan, dan bebas sampah (zero waste) di Kabupaten Boyolali. 
1. Berkualitas unggul
Industrialisasi pengolahan ikan air tawar dilakukan dengan menciptakan proses bisnis yang terintegrasi mulai dari pemilahan bahan baku berkualitas hingga pengelolaan manajemen mutu yang baik. Sehingga, produk olahan ikan air tawar yang dihasilkan dan jasa cold storage yang ditawarkan memiliki keunggulan dan kualitas yang baik. 
2. Ekonomis
Ekonomis memiliki arti bahwa Industrialisasi Pengolahan Ikan Lele dan Ikan Air Tawar Lainnya di Kabupaten Boyolali memberdayakan sentra budidaya ikan sehingga menekan harga bahan baku dan transportasi.
3. Berkelanjutan
Berkelanjutan memiliki arti bahwa bisnis ini berproses secara kontinu dalam jangka panjang untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri (ekspor) dan dalam negeri. Konsep berkelanjutan juga diterapkan dalam pengendalian standar kualitas olahan ikan air tawar yang dihasilkan dan jasa cold storage yang ditawarkan.
4. Bebas Sampah (Zero Waste)
Bebas sampah artinya mengoptimalkan nilai guna atas limbah yang seringkali dianggap tidak berguna. Konsep bebas sampah ini dilakukan dengan melakukan penjualan sisa produksi kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk diolah menjadi produk turunan ikan air tawar seperti keripik kulit, keripik sirip, dan lain-lain.
Tujuan dilakukannya proyek Industrialisasi Pengolahan Ikan Lele dan Ikan Air Tawar Lainnya di Kabupaten Boyolali ini adalah:
1. meningkatkan produktivitas budidaya ikan air tawar di kabupaten boyolali;
2. memenuhi permintaan pasar domestik dan internasional yang potensial;
3. meningkatkan pemanfaatan lahan kurang produktif namun mempunyai potensi untuk industrialisasi pengolahan ikan air tawar;
4. meningkatkan sektor usaha teknologi tinggi dan terkontrol yang dapat menjadi percontohan pengembangan teknologi usaha serupa yang dilakukan masyarakat; 
5. menyediakan bahan baku pengolahan produk turunan ikan air tawar untuk meningkatkan nilai tambah olahan ikan air tawar;
6. membuka peluang usaha pendukung (peralatan produksi, perbengkelan, ekspedisi, dll) dan peluang tenaga kerja; dan
7. meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bangsa melalui peningkatan konsumsi ikan.

Nilai Investasi Rp. 94.957.883.950
Skema Investasi

Skema investasi yang digunakan adalah dengan skema investasi swasta murni

Kondisi Saat Ini

Disediakan Lahan yang berlokasi di Kawasan Peruntukan Industri (Ds. Butuh, Kec. Mojosongo, Kab. Boyolali)

Ruang Lingkup Proyek

Industrialisasi Pengolahan Ikan Lele dan Ikan Air Tawar Lainnya di Kabupaten Boyolali menawarkan dua alternatif produk yaitu produk barang dan jasa. Produk barang dari industrialisasi ini adalah hasil olahan ikan lele dan ikan air tawar lainnya dalam bentuk frozen fillet dan limbah hasil olahan ikan. Sedangkan produk jasa untuk industrialisasi ini adalah jasa cold storage bagi distributor atau produsen produk perikanan.
Pada perencanaannya, dibangun suatu kemitraan antara industri dengan pembudidaya ikan lele, nila, dan patin yang bersertifikasi CBIB dan UMKM. Kemitraan tersebut bertujuan agar kedua belah pihak memperoleh pasokan bahan baku yang berkelanjutan, berkualitas, dan memiliki harga terjangkau. Di sisi lain, pemberdayaan terhadap pembudidaya ikan air tawar dan UMKM juga dapat terwujud seiring dengan terciptanya kemitraan ini. Masing-masing pihak, baik industri maupun mitra akan mendapatkan saluran pemasaran yang tepat untuk produk mereka. 
Selain menjaga kualitas produk melalui pemilihan bahan baku yang berkualitas, industri ini juga melakukan pengawasan terhadap kualitas proses produksi. Penggunaan mesin canggih yang berkualitas dan tenaga kerja terampil yang telah dilatih sebelumnya secara intensif akan menunjang usaha industri untuk menciptakan mutu produk yang berkualitas dan terstandardisasi. Seiring dengan berjalannya industri, riset dan pengembangan akan terus dilakukan sebagai upaya untuk mengikuti perubahan atas consumer behaviour. Sehingga dapat tercipta produk-produk turunan lain untuk meraih market share yang lebih luas.

Ketersediaan Pasar

Industrialisasi Ikan Lele dan Ikan Air Tawar Lainnya terletak di Desa Butuh, Kecamatan Mojosongo. Lokasi ini strategis selain dekat dengan pasar domestik, juga dekat dengan akses menuju pasar internasional. Pelabuhan Tanjung Emas, sebagai 10 pelabuhan utama untuk lalu lintas ekspor di Indonesia memiliki jarak kurang lebih 84 km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam dari Desa Butuh. Bandara Adi Soemarmo yang memfasilitasi penerbangan internasional terletak 18 km dari Desa Butuh dengan waktu tempuh selama 30 menit. Keberadaan dua infrastruktur vital tersebut membuat industri ini memiliki akses yang mudah untuk menjangkau pasar internasional sebagai sasaran utamanya.
Pola hidup masyarakat Indonesia yang semakin modern dan mengalami pertumbuhan dengan preferensi terhadap makanan yang bersifat instan, membuat industri frozen food bertumbuh dengan cepat. Data dari Asosiasi Rantai Pendingin (APRI) Indonesia mencatatkan pertumbuhan rata-rata industri frozen food di Indonesia mencapai 6-7% setiap tahunnya dengan nilai pasar sebesar 100 triliun rupiah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin banyak masyarakat yang menyukai produk-produk instan siap masak. Sehingga, berdirinya industri ini diprediksi memiliki potensi yang besar di pasar domestik.
Potensi pertumbuhan Industrialisasi Ikan Lele dan Ikan Air Tawar Lainnya disimpulkan dapat bertumbuh dengan baik. Potensi ini didukung dengan kualitas produk yang menggunakan bahan baku bersertifikat CBIB, ramah lingkungan, dan terus berkembang mengikuti preferensi konsumen; jarak dengan pasar; dan pertumbuhan pasar.

Luas Lahan 22.500 m2
Sumber Air
Kelistrikan
Telekomunikasi
Jaringan Jalan