Agro Industri Kelapa (Food Estate)
Proyek Potensial

Latar Belakang :
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat potensial dalam
memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Kabupaten
Purbalingga, baik dari segi pendapatan maupun penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data
BPS, sektor pertanian mampu menyumbangkan 27,03 persen Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) tahun 2020 dan 26,51 persen pada tahun 2021. Pada sisi penyerapan tenaga
kerja, sektor pertanian di Kabupaten Purbalingga menyerap tenaga kerja sebanyak 23,39
persen dari total angkatan kerja yang ada di tahun 2021. Selanjutnya berdasarkan rencana
penggunaan tata ruang, kawasan pertanian di wilayah Kabupaten Purbalingga terdiri atas
kawasan tanaman pangan, kawasan hortikultura, dan kawasan perkebunan. Kawasan
peruntukan pertanian tanaman pangan terdiri atas tanaman pertanian pangan lahan basah
dan lahan kering dengan total luas 22.297 Ha. Oleh karena itu pengembangan komoditas
pertanian di Kabupaten Purbalingga masih memiliki potensi yang sangat besar terutama
komoditas yang memiliki keunggulan komparatif. Analisis Location Quotient (LQ).
Komoditas pertanian di Kabupaten Purbalingga dibagi menjadi 3 subsektor yaitu tanaman
pangan, hortikultura serta perkebunan.
a) Subsektor tanaman pangan
Merujuk pada dokumen RPJMD Kabupaten Purbalingga tahun 2021-2026,
kawasan pertanian pangan berkelanjutan seluas 18.583 Ha yang terdapat di seluruh
wilayah Kabupaten Purbalingga. Dari sisi produksi, jumlah produksi padi yang
dihasilkan oleh Kabupaten Purbalingga pada tahun 2020 sebanyak 162.633,11 ton.
Analisis Location Quotient (LQ) dilakukan terhadap delapan jenis komoditas
tanaman pangan yang meliputi padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, ubi jalar,
ketela pohon, kacang tanah, dan kacang hijau. Metode LQ yang digunakan berdasarkan
data jumlah produksi tanaman pangan pada tahun 2020.
b) Subsektor Hortikultura
Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor unggulan di Kabupaten
Purbalingga, dimana Kabupaten Purbalingga merupakan produsen utama beberapa
komoditas hortikultura di Jawa Tengah seperti stroberi, duku, dan kapulaga. Penentuan
komoditas unggulan menjadi sangat penting dikarenakan suatu daerah akan lebih fokus
terhadap pengembangan komoditas tersebut baik terhadap daya dukung lahan,
produksi, pemasaran maupun peningkatan nilai tambah. Analisis Location Quotient
(LQ) pada subsektor hortikultura dibagi menjadi 3 jenis yaitu sayur dan buah-buahan
semusim, sayur, dan buah-buahan semusim serta tanaman biofarmaka. Untuk tanaman
sayuran dan buah-buahan semusim terdapat 11 jenis komoditas yang dianalisis yaitu;
cabai besar, cabai rawit, kacang panjang, kubis, timun, kangkung, buncis, tomat, terong,
wortel dan kentang
c) Subsektor Perkebunan
Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor unggulan Kabupaten
Purbalingga. Kawasan dengan peruntukan perkebunan di Kabupaten Purbalingga
berupa kebun campur (agroforestri) seluas ± 17.564 ha yang berada di seluruh wilayah
kabupaten. Beberapa komoditas perkebunan unggulan Kabupaten Purbalingga adalah
kelapa dan lada. Produksi kelapa kabupaten purbalingga pada tahun 2020 sebanyak
11.364,97 ton atau sebesar 6,79 persen dari total produksi kelapa Jawa Tengah. Selain
itu salah satu komoditas perkebunan unggulan Kabupaten Purbalingga yaitu pala,
dimana Kabupaten Purbalingga berkontribusi sebesar 33,8 persen terhadap total
produksi lada Jawa Tengah, sehingga menempatkan Kabupaten Purbalingga sebagai
produsen utama lada di Provinsi Jawa Tengah.
Nilai Investasi | Rp19,03 miliar | |
Skema Investasi |
Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer), Sewa |
|
Kondisi Saat Ini |
Perkebunan milik masyarakat diatas tanah Pemerintah Kabupaten |
|
Ruang Lingkup Proyek |
|
|
Ketersediaan Pasar |
Agro Industri Kelapa dengan turunan Industri “Gula Kelapa” Purbalingga berpeluang untuk dijadikan lapangan pekerjaan baru guna mendorong pembangunan lokal sehingga tercipta potensi pertumbuhan pasar baru. Hal tersebut dikarenakan tingginya tingkat konsumsi gula nasional yang mencapai 6 juta ton dan rendahnya produksi gula nasional yang hanya mencapai 2,5 juta ton. Keberadaan gula kelapa dapat digunakan sebagai alternatif pilihan untuk diversifikasi konsumsi gula nasional dan menekan import gula. Oleh karena itu sangat dibutuhkan munculnya industri-industri gula kelapa baru. Gula Kelapa di visualisasikan sebagai produk gula kelapa organik yang nantinya berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Purbalingga khusunya penderes kelapa yang selama ini kesulitan dalam memasarkan produknya. Dalam menciptakan talenta pasar lokal yang menglobal, integrasi antar akademisi (berperan dalam transfer teknologi) - Pemerintah (selaku pembuat kebijakan) - Investor (Penyedia Dana) - Masyarakat (pelaku usaha) dapat dilakukan dengan maksimal. Pembentukan tim ICS (Internal Control System) sebagai fasilitator dalam hal pendampingan ke penderas kelapa sebagai upaya untuk peningkatan kualitas dan diversifikasi produk gula kelapa organik. Semua penderas diberikan pelatihan tentang cara pertanian organik yang baik dan benar. Misalnya cara memupuk dengan konsep organik, hingga bagaimana meningkatkan kualitas dan produktivitas. Wujud lain dari upaya peningkatan kesejahteraan penderes lainnya adalah dengan membeli harga 30% lebih tinggi dari pasaran dan pemberian tunjangan jika ada penderas yang mengalami kecelakaan kerja |
|
Luas Lahan | "Desa Cendana: 231.300 m2; Desa Candiwulan: 6.040 m2" | |
Sumber Air |
Terdapat Sumber air, dan bisa dijangkau PDAM |
|
Kelistrikan |
Tersedia jalur Listrik PLN |
|
Telekomunikasi |
Terjangkau Signal 4G |
Npv | - | |
Irr | 60,64 % | |
Bc Ratio | 83,88% | |
Payback Period | 1 tahun 7 bulan |
Nama Pic | TONY EKARISTIYANTO, SS | |
Nama Instansi | Kabupaten Purbalingga | |
Alamat Instansi | DPMPTSP KABUPATEN PURBALINGGA, JL. Mayjend Sungkono, Km.2, Kalimanah, Purbalingga | |
Hp/Email | 088238397988 / investasipurbalingga@gmail.com |