Proyek Sentra Industri Perikanan

Proyek Siap Ditawarkan

Latar Belakang :

Kabupaten Pati dikenal dengan “Bumi Mina Tani” yang secara substansi menegaskan bahwa Kabupaten Pati mengandalkan perikanan dan pertanian dalam menggerakkan perekonomian. Beberapa kecamatan sebagai penghasil perikanan dan pertanian seperti Kecamatan Juwana, Tayu dan Gabus. Sektor penopang perekonomian Kabupaten Pati adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Lahan untuk pengembangan industri perikanan tangkap dan budidaya masih terbuka luas. Kultur masyarakat berbasis pesantren member nilai hospitality tersendiri yang menarik bagi investor.

Kecamatan Juwana dari awal memang wilayah terkonsentrasinya produksi perikanan tangkap. Di kecamatan tersebut terdapat 2 TPI Bajomulyo I dan Bajomulyo II yang kapasitas produksi  tangkap di Kabupaten Pati mencapai 96,81 persen. Sementara itu, 3,13 persen berada di 5 TPI lain di wilayah Kabupaten Pati. Angka tersebut menunjukkan bahwa perkembangan industri perikanan tangkap terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Juwana. Implikasi atas konsentrasi industri perikanan, Kecamatan tersebut harus memiliki fasilitas untuk mendukung pengembangan industri perikanan tangkap yang berdaya saing. Beberapa alasan penting pemilihan Kecamatan Juwana sebagai sentra pengembangan industri perikanan sebagai berikut : 

  1. Wilayah yang infrastrukturnya lebih baik, lebih mudah untuk di branding dalam upaya mengenalkan produk unggulan dan meyakinkan investor.
  2. Wilayah tersebut sudah dikenal oleh berbagai pihak terutama pelaku bisnis di sektor perikanan.
  3. Penguatan infrastruktur, regulasi dan tata kelola di Industri perikanan akan memberi insentif bagi investor.


Prasyarat inilah yang mendorong Kecamatan Juwana lebih cepat akseleratif untuk pengembangan industri perikanan tangkap di Kabupaten Pati. Disisi lain alasan proyek sentra industri perikanan menjadi prioritas investasi dalam pengembangan industri perikanan tangkap adalah:

  1. Sub sektor perikanan merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kabupaten Pati sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kabupaten Pati Tahun 2017-2022.
  2. Sektor tersebut berkontribusi dalam menyerap tenaga kerja 30,70 persen, yang diharapkan mampu berdampak pada pengentasan kemiskinan. 
  3. Selaras dengan kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Perpres No.79 Tahun 2019, Kabupaten Pati menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam major project terkait pembangunan sentra industri perikanan modern dan terpadu.


Secara umum manfaat proyek sentra industri perikanan bagi masyarakat di Kabupaten Pati adalah:

  1. Memperlancar proses bongkar dan muat hasil perikanan tangkap, sehingga mempercepat proses distribusi hasil perikanan. 
  2. Meningkatkan nilai tambah perikanan tangkap, dengan industri pengolahan yang tepat, sehingga pelaku usaha utamanya UMKM lebih sejahtera. 
  3. Meningkatkan kesejahteraan nelayan perikanan tangkap, karena kualitas  yang dijual lebih baik.

 

Nilai Investasi Rp 188,38 miliar
Skema Investasi

Kerjasama Pemanfaatan Aset

Kondisi Saat Ini

Kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dalam satu dasawarsa tahun (2012-2018) rata – rata mencapai mencapai 27,04 persen disesuaikan, dan apakah terjadi shifting dalam menentukan perekonomian Kabupaten Pati terutama yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, pemenuhan pangan, dan pengentasan kemiskinan.  Pengembangan sektor strategis ini menjadi prioritas karena potensinya yang luar biasa dan sejalan dengan rencana strategis Pemerintah Pusat untuk menjadi Kabupaten Pati sebagai percontohan pengembangan industrialisasi perikanan baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Temuan empiris Wijayanto et al (2018) bahwa Kabupaten Pati merupakan penyuplai utama perikanan tangkap di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan potensi tersebut, Pemerintah Kabupaten Pati di fase awal menyediakan lahan untuk pengembangan sentra industri perikanan sebesar 2,61 Ha. Proporsi untuk investor yang kami rancang terlibat dalam industrialisasi pengolahan ikan adalah 38 persen untuk UMKM dan 62 persen untuk usaha skala korporasi. Proporsi tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Pati peduli pada pengembangan UMKM dan skala usaha atas atau korporasi.

Fokus proyek ini adalah pengolahan ikan tangkap untuk peningkatan nilai tambah yang dihasilkan sub sektor perikanan. Peningkatan nilai tambah sektor tersebut diekspektasikan dapat  meningkatkan peran stakeholders untuk mewujudkan pelestarian perikanan di Wilayah Juwana dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pati secara keseluruhan. Data menunjukkan bahwa dalam satu dasawarsa rata-rata penurunan produksi per tahun perikanan tangkap mencapai 0,05 persen atau setara 16.036 Kg, dan perikanan budidaya tumbuh mencapai 8,54 persen atau 3.545.765 Kg. Dari sisi jumlah produksi perikanan tangkap lebih besar dibandingkan dengan perikanan budidaya. Meskipun demikian jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi lima tahunan cenderung mengalami penurunan. Perikanan tangkap turun sebesar 0,88 persen, perikanan budidaya sebesar 9,44 persen dan penurunan produksi perikanan totalnya mencapai 3,77 persen.

Angka tersebut menunjukkan bahwa perikanan tangkap tingkat penurunannya terendah sebesar 0,88 persen atau setara dengan 548.567 Kg, dengan nilai ekonomis sebesar Rp. 3,799 milyar (Rp 3.799.924.842,00), dengan asumsi rata – rata harga  tangkap sebesar Rp. 6,927,00 dalam lima tahun terakhir (2015-2019) dan diprediksi tren harga  tangkap rata – rata meningkat sebesar 4,91 persen. Tren harga yang cenderung meningkat dan besarnya potensi produksi perikanan tangkap yang belum dimaksimalkan memberi peluang untuk meningkatkan nilai tambah perikanan tangkap dan produk turunannya. 

Proyek sentra industri perikanan ini juga diharapkan mampu menstimulasi pelaku ekonomi di sektor perikanan agar tertarik berinvestasi di sektor tersebut, terutama perikanan tangkap. Keberadaan proyek ini diprediksi meningkatkan supply secara signifikan (5% - 10%) dari total supply industri perikanan yang dikontribusikan Provinsi Jawa Tengah dan menjadikan Kabupaten Pati sebagai role model pengembangan industri perikanan tangkap daerah pesisir pantai di Indonesia. Beberapa alasan utama pemilihan proyek sentra industri perikanan adalah:

  1. Wilayah Karesidenan Pati belum secara signifikan terdapat industri pengolahan ikan yang terintegrasi dengan sandar tambat kapal sebagai infrastruktur publik yang fasilitasi perdagangan hasil tangkap  dengan fasilitas yang lebih baik. 
  2. Menjadikan kabupaten Pati sebagai sentra penyuplai  hasil pengolahan ikan tangkap utama di Provinsi Jawa Tengah. 
  3. Mendorong peningkatan nilai tambah hasil tangkapan , melalui industrialisasi sektor ini.
  4. Industri pengolahan ikan dilakukan dengan teknologi tepat guna, sehingga meningkatkan kualitas hasil pengolahan ikan, sekaligus meningkatkan sanitasi lingkungan.
  5. Sisi demand kebutuhan terhadap hasil pengolahan ikan tangkap di wilayah Kabupaten Pati dalam 1 hari minimal mencapai 100 – 200 ton.

 

Ruang Lingkup Proyek

Pemerintah Kabupaten Pati di fase awal menyediakan lahan untuk pengembangan sentra industri perikanan sebesar 2,61 Ha. Proporsi untuk investor yang dirancang terlibat dalam industrialisasi pengolahan ikan adalah 38% untuk UMKM dan 62% untuk usaha skala korporasi. Fokus proyek ini adalah pengolahan ikan tangkap untuk peningkatan nilai tambah yang dihasilkan sub sektor perikanan di wilayah Juwana dan Kabupaten Pati secara keseluruhan.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa untuk melaksanakan proyek tersebut diperlukan investasi awal sebesar 188,381 milyar, dengan rincian 46 miliar untuk membangun infrastruktur dasar, 70 milyar sarana utama penambatan kapal, 66,881 milyar untuk sentra sentra industri perikanan terpadu, dan 5,5 milyar untuk membangun edu fish park. Dalam kurun waktu 2020-2024. 

 

Ketersediaan Pasar

Analisis Permintaan

Permintaan produksi perikanan tangkap Kabupaten Pati berasal dari, Kudus, Blora, Demak, Semarang, Jogjakarta dan sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur. Sedangkan permintaan  dari luar negeri berasal dari Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Jepang dan USA. Tren permintaan produksi perikanan tangkap cenderung meningkat dikisaran (10–15) persen selaras dengan meningkatnya literasi gizi masyarakat yang bersumber dari protein hewani berupa ikan. Kapasitas produksi di Kabupaten Pati belum cukup untuk memenuhi tren peningkatan permintaan ikan segar dan ikan hasil pengolahan tersebut. Angka tersebut setara dengan 30.000 – 45.000 Ton per tahun, dengan nilai ekonomis sekitar Rp 900 miliar - 1,35 triliun per tahun dengan asumsi harga produk pengolahan ikan kualitas terbaik per Kg mencapai Rp 30.000,00. Nilai ekonomis tersebut merupakan peluang pasar yang dapat dimanfaatkan oleh investor untuk mengembangkan industri pengolahan ikan.

Analisis Pasar 

Kondisi pasar tercermin dari jumlah perusahaan perikanan yang berbadan hukum, semakin besar jumlah perusahaannya semakin kompetitif tingkat persaingannya, sehingga surplus konsumennya semakin meningkat, dan sebaliknya. Adapun kondisi perusahaan perikanan yang beroperasi di Provinsi Jawa Tengah yang menggambarkan tingkat konsentrasi perusahaan dalam industri perikanan dengan menggunakan indek Herfindal-Hirschman adalah peringkat pertama adalah Kabupaten Pekalongan dengan indek konsentrasi 37,50 persen, kedua Kabupaten Pati dengan indeks konsentrasi 32,50 persen, ketiga adalah Kota Tegal dengan konsentrasi sebesar 11,25 persen, dan keempat adalah Kabupaten Kebumen dengan 7,50 persen. Keempat Kabupaten tersebut berkontribusi sebagai penggerak industri perikanan di Provinsi Jawa Tengah sebesar 88,75 persen.

Angka tersebut juga menggambarkan bahwa tingkat persaingan industri perikanan di Provinsi Jawa Tengah terkonsentrasi di Kabupaten Pekalongan, Pati, Tegal dan Kebumen. Dengan kata lain penyuplai produk olahan pangan yang bersumber dari sub sektor perikanan sebesar 88,75 persen dipenuhi oleh keempat Kabupaten / Kota tersebut, sementara Kabupaten/Kota lain seperti Kabupaten Cilacap, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tegal sebesar 11,25 persen. Dengan demikian selain keenam Kabupaten / Kota tersebut, merupakan pasar dari sisi permintaan. Artinya 29 Kabupaten / Kota lain di Jawa Tengah merupakan konsumen atas produk pangan perikanan di Provinsi Jawa Tengah.

 

Luas Lahan 2.61 Ha
Sumber Air

Air bawah tanah/sumur bor

Kelistrikan

32 KVa

Telekomunikasi

Terdapat jaringan dari PT. Telkom, PT. Indosat